1.
Kunjungan Masa Nifas
a.
Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai hingga alat – alat kandungan kembali seperti
prahamil (Bahiyatun. 2009).
Masa nifas dimulai sejak kelahiran
placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil (Risa, 2014).
Masa nifas adalah masa pemulihan alat-
alat reproduksi seperti keadaan sebelum hamil, tentu saja keadaanya tidak akan
sama persis. Rahim ibu akan kembali mengecil secara alamiah. Proses ini akan
disertai rasa sakit namun rasa sakit ini akan mulai hilang pada hari ke-10
pasca persalinan (Lis, 2008).
b.
Periode masa nifas
Nifas dibagi dalam tiga
periode, yaitu :
1)
Puerperium dini, yaitu keputihan ketika
ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2)
Puerperium intermedial, yaitu kepulihan
menyeluruh alat-alat genital.
3)
Remote
puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun (Bahiyatun,
2009).
c.
Tahapan masa nifas
Tahapan masa nifas
menurut Reva Rubin :
1)
Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah
melahirkan)
a)
Ibu masih pasif dan bergantung dengan
orang lain
b)
Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran
perubahan tubuhnya
c)
Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman
waktu melahirkan
d)
Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk
mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal
e)
Nafsu makan ibu biasanya bertambah
sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menndakan
proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal
2)
Periode taking on / taking hold (hari ke
2-4 setelah melahirkan)
a)
Ibu memperhatikan kemampuan menjadi
orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
b)
Ibu memfokuskan perhatian pada
pengontrolan fungsi tubuh, BAK,BAB dan daya tahan tubuh
c)
Ibu berusaha untuk menguasai
keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan
mengganti popok
d)
Ibu cenderung terbuka menerima nasehat
bidan dan kritikan pribadi
e)
Kemungkinan ibu mengalami depresi
postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
3)
Letting go
a)
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan
dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
b)
Ibu sudah menggambil tanggung jawab
dalam merawat bayi dan memahami keburuhan bayi sehingga akan mengurangi hal ibu
dalam kebebasan dan hubungan sosila
c)
Depresi postpartum sering terjadi pada
masa ini (Risa,2014).
d.
Kunjungan Masa Nifas
Kebijakan program nasional masa
nifas
Berdasarkan program dan
kebijakan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa
nifas, dengan tujuan yaitu :
1)
Memelihara kondisi kesehatan ibu dan
bayi
2)
Melakukan pencegahan terhadap
kemungkinan – kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3)
Mendeteksi adanya komplikasi atau
masalah yang terjadi pada masa nifas
4)
Menangani komplikasi atau masalah yang
timbul dan mengganggu kesehatan ibu dan bayi.
Kunjungan masa nifas
terdiri dari :
1. Kunjungan I (6 -8 jam setelah
persalinan)
Tujuan
kunjungan :
a. Mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk jika perdarah berlanjut
c. Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian
Asi awal
e. Melakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga
bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi
2. Kunjungan II ( 6 hari setelah
persalinan)
Tujuan
kunjungan :
a.
Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
b.
Menilai adanya demam
c.
Memastikan agar ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan, dan istirahat
d.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda penyulit
e.
Memberi konseling pada ibu tentang
asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan
perawatan bayi sehari-hari
3. Kunjungan III (2 Minggu Setelah
persalinan)
Tujuan kunjungan :
a.
Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
b.
Menilai adanya demam
c.
Memastikan agar ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan, dan istirahat
d.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda penyulit
e.
Memberi konseling pada ibu tentang
asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan
perawatan bayi sehari-hari
4. Kunjungan IV (6 Minggu Setelah
persalinan)
Tujuan kunjungan :
a.
Mengkaji tentang kemungkinan penyulit
pada ibu
b.
Memberikan konseling keluarga berencana
(KB) secara dini.
(Bahiyatun,
2009).
2.
Keuntungan dan Kerugian
Berdasarkan studi dari Islamiyah
tentang kunjungan nifas menyimpulkan bahwa kunjungan postpartum mempunyai
keuntungan bagi bidan agar dapat
merencanakan konseling kesehatan sedangkan keterbatasan kunjungan
terletak pada biaya, jumlah bidan dan keamanan saat berkunjung ke rumah ibu.
RISET 1
Judul
Jurnal
|
:
|
“Scedules for home visits in the
early postpartum period “
|
Penulis
|
:
|
Yonemoto
N, Dowswell T, Nagai S, Mori R
|
Tahun
|
:
|
2013
|
Sumber
|
:
|
Cochrane Data
base of Systematic Reviews 2013, Issue 7
|
Patient/ Population
( P )
|
Implementation
( I )
|
Comparison
( C )
|
Outcome
( O )
|
Time/ Theory
( T )
|
We included data from 12
randomised trials with data for more than 11,000 women
|
We searched the Cochrane Pregnancy
and Childbirth Group’s Trials Register (28 January 2013) and reference lists
of retrieved article
|
comparing different types of
home-visiting interventions enrolling participants in the early postpartum
period (up to 42 days after birth
|
There was some evidence that
postnatal care at home may reduce infant health service utilisation in the
weeks following the birth, and that more home visits may encourage more women
to exclusively breastfeed their babies. There was some evidence that home
visits are associated with increased maternal satisfaction with postnatal
care.
|
Home visits by health
professionals or lay supporters in the early postpartum period may prevent
health problems from becoming long-term, with effects on women, their babies,
and their families
|
Latar belakang penelitian adalah
untuk mengetahui komplikasi pada ibu termasuk masalah psikologi dan kesehatan
mental dan kesakitan neonatus yang biasa diperhatikan pada periode postpartum.
Kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan profesional atau dukungan pada minggu
berikutnya setelah persalinan dapat mencegah masalah kesehatan dari efek kronik
jangka panjang pada wanita, bayi dan keluarga mereka. .
Terdapat beberapa bukti ilmiah bahwa
kunjungan postnatal di rumah dapat mengurangi ketergantungan pelayanan kesehatan
pada bayi pada minggu-minggu setelah kelahiran, dan kunjungan rumah lebih
sering dapat mendorong lebih banyak wanita untuk menyusui bayinya secara
eksklusif. Terdapat bukti ilmiah juga bahwa beberapa kunjungan rumah
berhubungan dengan peningkatan kepuasan ibu terhadap perawatan postnatal.
Penelitian yang berjudul “
Schedules for home visit in the early postpartum first period “ menyebutkan
bahwa secara keseluruhan kunjungan postnatal dapat mendukung kesehatan bayi
baru lahir dan menimbulkan kepuasan dari ibu yang melahirkan. Permasalahan
kesehatan pada ibu dan bayi biasanya terjadi atau menjadi telihat jelas pada
minggu-minggu setelah kelahiran. Untuk ibu hal ini meliputi perdarahan postpartum, demam dan iinfeksi, nyeri perut
dan punggung, pengeluaran cairan abnormal, tromboemboli, dan komplikasi saluran
kencing, begitu juga dengan masalah psikolgi dan kesehatan mental seperti
depresi postpartum. Ibu mungkin juga membutuhkan dukungan untuk menyusui. Bayi
berisiko mengalami kematian yang berhubungan dengan infeksi, asfiksia, dan
lahir prematur. Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan yang profesional atau pemberian
dukungan pada masa awal periode postpartum dapat mencegah masalah kesehatan
menjadi berkepanjangan, yang berdampak pada ibu, bayinya dan keluarga mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar