Senin, 12 Desember 2016

Evidence Based Midwifey tentang Kunjungan Nifas



1.      Kunjungan Masa Nifas
a.         Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat – alat kandungan kembali seperti prahamil (Bahiyatun. 2009).
Masa nifas dimulai sejak kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Risa, 2014).
Masa nifas adalah masa pemulihan alat- alat reproduksi seperti keadaan sebelum hamil, tentu saja keadaanya tidak akan sama persis. Rahim ibu akan kembali mengecil secara alamiah. Proses ini akan disertai rasa sakit namun rasa sakit ini akan mulai hilang pada hari ke-10 pasca persalinan (Lis, 2008).
b.         Periode masa nifas
Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu :
1)      Puerperium dini, yaitu keputihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2)      Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
3)      Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun (Bahiyatun, 2009).
c.         Tahapan masa nifas
Tahapan masa nifas menurut Reva Rubin :
1)      Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
a)      Ibu masih pasif dan bergantung dengan orang lain
b)      Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya
c)      Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan
d)     Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal
e)      Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menndakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal
2)      Periode taking on / taking hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)
a)      Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
b)      Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK,BAB dan daya tahan tubuh
c)      Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
d)     Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi
e)      Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
3)      Letting go
a)      Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
b)      Ibu sudah menggambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami keburuhan bayi sehingga akan mengurangi hal ibu dalam kebebasan dan hubungan sosila
c)      Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini (Risa,2014).
d.             Kunjungan Masa Nifas
Kebijakan program nasional masa nifas
Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas, dengan tujuan yaitu :
1)      Memelihara kondisi kesehatan ibu dan bayi
2)      Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan – kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3)      Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
4)      Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu dan bayi.
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1.    Kunjungan I (6 -8 jam setelah persalinan)
Tujuan kunjungan :
a.    Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b.   Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk jika perdarah berlanjut
c.    Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d.   Pemberian Asi awal
e.    Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f.    Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi
2.    Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan kunjungan :
a.    Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.   Menilai adanya demam
c.    Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat
d.   Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda penyulit
e.    Memberi konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari
3.    Kunjungan III (2 Minggu Setelah persalinan)
   Tujuan kunjungan :
a.    Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.   Menilai adanya demam
c.    Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat
d.   Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda penyulit
e.    Memberi konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari
4.    Kunjungan IV (6 Minggu Setelah persalinan)
   Tujuan kunjungan :
a.    Mengkaji tentang kemungkinan penyulit pada ibu
b.   Memberikan konseling keluarga berencana (KB) secara dini.
(Bahiyatun, 2009).

2.      Keuntungan dan Kerugian
Berdasarkan studi dari Islamiyah tentang kunjungan nifas menyimpulkan bahwa kunjungan postpartum mempunyai keuntungan bagi bidan agar dapat  merencanakan konseling kesehatan sedangkan keterbatasan kunjungan terletak pada biaya, jumlah bidan dan keamanan saat berkunjung ke rumah ibu.



 Hasil Telaah Jurnal Kunjungan Nifas
RISET 1
Judul Jurnal
:
Scedules for home visits in the early postpartum period

Penulis
:
Yonemoto N, Dowswell T, Nagai S, Mori R
Tahun
:
2013
Sumber
:
Cochrane Data base of Systematic Reviews 2013, Issue 7

Patient/ Population
( P )
Implementation

( I )
Comparison

( C )
Outcome

( O )
Time/ Theory
 ( T )
We included data from 12 randomised trials with data for more than 11,000 women
We searched the Cochrane Pregnancy and Childbirth Group’s Trials Register (28 January 2013) and reference lists of retrieved article
comparing different types of home-visiting interventions enrolling participants in the early postpartum period (up to 42 days after birth
There was some evidence that postnatal care at home may reduce infant health service utilisation in the weeks following the birth, and that more home visits may encourage more women to exclusively breastfeed their babies. There was some evidence that home visits are associated with increased maternal satisfaction with postnatal care.
Home visits by health professionals or lay supporters in the early postpartum period may prevent health problems from becoming long-term, with effects on women, their babies, and their families

Latar belakang penelitian adalah untuk mengetahui komplikasi pada ibu termasuk masalah psikologi dan kesehatan mental dan kesakitan neonatus yang biasa diperhatikan pada periode postpartum. Kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan profesional atau dukungan pada minggu berikutnya setelah persalinan dapat mencegah masalah kesehatan dari efek kronik jangka panjang pada wanita, bayi dan keluarga mereka. .
Terdapat beberapa bukti ilmiah bahwa kunjungan postnatal di rumah dapat mengurangi ketergantungan pelayanan kesehatan pada bayi pada minggu-minggu setelah kelahiran, dan kunjungan rumah lebih sering dapat mendorong lebih banyak wanita untuk menyusui bayinya secara eksklusif. Terdapat bukti ilmiah juga bahwa beberapa kunjungan rumah berhubungan dengan peningkatan kepuasan ibu terhadap perawatan postnatal.
Penelitian yang berjudul  Schedules for home visit in the early postpartum first period “ menyebutkan bahwa secara keseluruhan kunjungan postnatal dapat mendukung kesehatan bayi baru lahir dan menimbulkan kepuasan dari ibu yang melahirkan. Permasalahan kesehatan pada ibu dan bayi biasanya terjadi atau menjadi telihat jelas pada minggu-minggu setelah kelahiran. Untuk ibu hal ini meliputi perdarahan  postpartum, demam dan iinfeksi, nyeri perut dan punggung, pengeluaran cairan abnormal, tromboemboli, dan komplikasi saluran kencing, begitu juga dengan masalah psikolgi dan kesehatan mental seperti depresi postpartum. Ibu mungkin juga membutuhkan dukungan untuk menyusui. Bayi berisiko mengalami kematian yang berhubungan dengan infeksi, asfiksia, dan lahir prematur. Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan yang profesional atau pemberian dukungan pada masa awal periode postpartum dapat mencegah masalah kesehatan menjadi berkepanjangan, yang berdampak pada ibu, bayinya dan keluarga mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar