Sabtu, 05 April 2014

STANDAR 12 : PENANGANAN KALA DUA DENGAN GAWAT JANIN MELALUI EPISIOTOMI



STANDAR 12 : PENANGANAN KALA DUA DENGAN GAWAT JANIN MELALUI EPISIOTOMI
TUJUAN
Mmpercepat persalinan dengan melakukan episiotomy jika ada tanda-tanda gawat janinpada saat kepala janin meregangkan perineum
PERNYATAAN STANDAR
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kal dua, dan segera melakukan episiotomy dengn aman untuk memperlancar persalinan diikuti dengan penjahitan perineum
HASIL
·         Penurunan kejadian asfiksia neonatorum
·         Penurunan kejadian lahir mati pada kala dua
PRASYARAT
1.      Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan epissiotomi dan menjahit perineum secara benar
2.      Tersedia sarung tangan/ alat/ perlengkapan untuk melakukan episiotomy, termasuk gunting tajam yang steril/ DTT, dan alat bahan yang steril/ DTT untuk penjahitan perineum, ( anestesi local misalnya dengan 10 ml lidocain 1% dan alat suntik/ jarum hipodemik steril )
3.      Menggunakan Kartu Ibu, partograf, dan buku KIA
PROSES
Bidan harus :
1.      Mempersiapkan alat-alat steril/ DTT untuk tindakan ini
2.      Memberiahu ibu tentang perlunya episiotomy dilakukan dan yang akan dirasakannya
3.      Kenakan sarung tangan steril/DTT
4.      Jika kepala janin meregangkan perineum, anestesi local diberikan ( pada saat his ). Masukkan dua jari tangan kiri kedlam vagina untuk melindungi kepala bayi, dan dengan tangan kanan tusukkan jarum sepanjang garis yang akan digunting (9 sebaiknya dilakukan insisi medio-lateral ). Sebelum menyuntikkannya, Tarik jarum sedikit ( untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah ). Masukkan anestesi perlahan-lahan, sambil menarik alat suntik persalin sehingga garis yang akan digunting teranestesi
5.      Tunggu satu menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes kekebalan/ mati rasa
6.      Pada puncak his berikutnya, lindungi kepal janin sepeti di atas, kemudian lakukan pengguntingan tunggal dengan mantap ( sebiknya medio-lateral )
7.      Tangan kanan melindungi perineum, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir. Minta ibu untuk meneran dianara kedua his. Kemudian lahirkan bayi secara normal
8.      Begitu bayi lahir, keringkan dan stimualsi bayi. Mulai melakukan resusitasi bayi baru lahir jika diperlukan
9.      Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti langkah-langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, sesuai dengan standar 11
10.  Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomy, perluasan episioomi dan / laserasi
11.  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan menggunakan teknik aseptic, berikan anestesi local ( lidocain 1% ), lalu jahit perlukaan dan/ laserasi dengan peralatan steril/ DTT (lihat standar 12 )
12.  Lakukan jahitan sekitar 1 cm di atas ujung luka episiotomy atau laserasi di dalam vagina. Lakukan penjahitan secara berlapis, mulai dari vagina kea rah perineum, lalu teruskan dengan perineum
13.  Sesudah penjahitan, lakukan masase uterus untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik. Pastikan bahwa tidak ada kassa yang tertinggal di vagina dan asukkan jri dengan hati-hati ke dalam rectum untuk memastikan bahwa penjahitan tidak menembus dinding rectum. Bila hal tersebut terjadi, lepaskan jahitan dan lakukan jahit ulang. Lepaskan sarung tangan yang sudah terkontaminasi
14.  Kenakan sarung tangan yang bersih, bersihkan perineum dengan air matang. Buatlah ibu merasa bersih dan nyaman. Periksa apakah perdarahan dari daerah insisi sudah berhenti. Bila perdarahan masih ada, periksa sumbernya. Bila berasal dari luka episiotomy, temukan titik perdarahan dan segera ikat, jika bukan, ikuti standar 21
15.  Pastikan bahwa ibu diberitahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering, serta menggunakan pembalut wanita/ kain bersih yang telah dijemur.
16.  Catat semua perawatan dan temuan dengan seksama. Ikuti standar untuk perawatan postpartum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar