STANDAR
18 : PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PARTUS MACET
TUJUAN
Mengetahui
dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan darurat pada partus lama/ macet
PERNYATAAN
STANDAR
Bidan
mengenali secara tepat dan dini tanda dan gejala partus macet. Bidan akan
mengambil tindakan yang tepat, memulai perawatan, merujuk ibu dan /
melaksanakan penanganan kegawatdaruratan yang tepat.
HASIL
·
Mengenali secara dini gejala dan
tanda partus lama serta tindakan yang tepat
·
Penggunaan partograf secara tepat
dan seksama untuk semua ibu dalam proses persalinan
·
Penurunan kematian/ kesakitan ibu/
bayi akibat partus lama
·
Ibu mendapat perawatan
kegawatdaruratan obstetric yang cepat dan tepat
PRASYARAT
1.
Bidan dipanggil jika ibu sudah
mulai mulas/ ketuban pecah
2.
Bidan sudah dilatih dengan tepat
dan terampil untuk :
2.1 menggunakan
partograf dan catatan persalinan
2.2 melakukan
periksa dalam secara baik
2.3 mengenali
hal-hal yang menyebabkan partus lama/ macet
2.4 mengidentifikasi
presentasi abnormal ( selain vertex/ presentasi belakanag kepala ) kehamilan
2.5 penatalaksanaan
penting yang tepat untuk partus lama dan macet
3.
tesedianya alat untuk pertolongan
persalinan DTT termasuk beberapa pasang sarung tangan dan kateter steril/ DTT
4.
tersedianya perlengkapan untuk
pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih yang mengalir,
sabun dan handuk bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih ( satu untuk
mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian ), pembalut wanita, dan
tempat plasenta. Bidan menggunakan sarung tangan.
5.
Tersedianya partograf dan Kartu
Ibu, buku KIA. Partograf digunakan dengan tepat untuk setiap ibu dalam proses
persalinan, semua perawatan dan pengamatan dicatat tepat waktu. Tindakan tepat
diambil sesuai dengan temuan yang dicatat pada parograf
PROSES
Bidan
harus :
1.
Memantau dan mencatat secara
berkala keadaan ibu dan janin, his dan kemajuan persalinan pada partograf dan
catatan persalinan. Lengkapi semua komponen pada partograf dengan cermat pada
saat pengamatan dilakukan
2.
Jika terdapat penyimpangan dlam
kemajuan persalinan ( misalnya garis waspada pada partograf tercapai, his
terlalu kuat/cepat/ lemah sekali, nadi melemah dan epat, atau DJJ menjadi
cepat/ tidak teratur/ lambat ), maka lakukan palpasi uterus dengan teliti untuk
mendeteksi gejala-gejala dan tanda lingkaran retraksi patologis/ lingkaran
Bandl
3.
Jaga ibu agar mendapat hidrasi yang
baik salaam proses persalinan, anjurkan ibu agar sering minum
4.
Menganjurkan ibu untuk
berjalan-jalan, dan merubah posisi selama proses persalinan dan kelahiran.
Jangan biarkan ibu berbaring terlentang selama proses persalinan dan kelahiran
5.
Mintalah ibu sering buang air kecil
selama proses persalinan ( sedikitnya setiap 2 jam ). Kandung kemih yang penuh
akan memperlambat penurunan bayi dan membuat ibu tidak nyaman. Pakailah kateter
hanya bil aibu tidak bisa kencing sendiri dan kandung kemih dapat dipalpasi.
Hanya gunakan kateter dari karet. ( hati-hati bila memasang kateter, sebab
uretra mudah terluka pada partus lama/ macet )
6.
Amati tanda-tanda partus macet dan
lama dengan melakukan palpasi abdomen, menilai penurunan janin, dan periksa
dalam, menilai penyusupan janin, dan pembukaan serviks paling sedikit setiap 4
jam selama fase laten dan aktif persalinan. Catat semua temuan pada partograf.
Lihat standar 9 untuk melihat semua pengamatan yang diperlukan untuk partograf
7.
Selalu amati tanda-tanda gawat ibu
atau gawat janin, rujuk dengan cepat dan tepat jika hal ini terjadi
8.
Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk
bersih setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien ( kuku
harus dipotong pendek dan bersih ). Gunakan sarung tangan DTT/ steril untuk
semua periksa dalam. Selalu menggunakan teknik aseptic pada saat melakukan
periksa dalam
Periksa
dengan teliti vagina dan kondisinya ( jika vagina panas/ gejala infeksi dan
kering/ gejala ketuban minimal, maka menunjukkan ibu dalam keadaan bahaya ).
Periksa juga letak janin, pembukaan seviks serta apakah serviks tipis, tegang,
atau mengalami edema. Coba untuk menentukan posisi dan derajat penurunan
kepala. Jika ada kelainan atau bila garis waspada pada partograf dilewati
persiapkan rujukan yang tepat.
·
Rujuk dengan tepat untuk fase laten
persalinan yang memanjang ( 0-4 cm ) : berlangsung lebih dari 8 jam
·
Rujuk dengan tepat untuk fase aktif
yang memanjang, kurang adri 1cm/jam dan garis waspada pada partograf telah
dilewati
·
Rujuk dengan tepat untuk kala II
persalinan yang memanjang :
-
2 jam meneran untuk primipara
-
1 jam meneran untuk multipara
9.
Jika ada tanda dan gejala
persalinan macet, gawat janin, atau tanda bahaya pada ibu, maka ibu dibaringkan
ke sis ikiri dan berikancairan IV RL. Rujuk ke rumah sakit. Damping ibu untuk
menjaga agar keadaan ibu tetap baik. Jelaskan kepada ibu, suami/ keluarganya
apa yang terjadi dan mengapa ibu perlu dibawa ke rumah sakit
10. Jika
dicurigai adanya rupture uteri ( his tiba-tiba berhenti atau syok berat ), maka
rujuk segera. Berikan antibiotika dan cairan IV (RL), iasanya diberikan ampisilin1 gr IM, diikuti
pemberian 500mg setiap 6 jam secara IM, lalu 500mg per oral setiap 6 jam
setelah bayi lahir
11. Bila
kondisi ibu/ bayi buruk, dan pembukaan serviks sudah lengkap, maka bantu
kelahiran bayi dengan ekstraksi vacuum ( lihat standar 19 )
12. Bila
keterlambatan terjadi sesudah kepal lahir ( distosia bayi ) :
·
Lakukan episiotomy
·
Dengan ibu dalam posisi berbaring
terlentang, minta ibu melipat kedua paha, dan menekuk lutut kea rah dada
sedekat mungkin. ( minta dua orang untuk membantu, mungkin suami atau anggota
keluarga lainnya, untuk menekan lutu ibu dengan mantap kearah dada. Maneuver Mc
Robert )
·
Gunakan sarung tangan DTT/ steril
Lakukan tarikan
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan. Hindarkan tarikan berlebihan pada
kepal akarena mungkin akan melukai bayi
Pada saat
melakukan tarikan pada kepala, minta seseorang untuk melakukan tekanan
suprapubis ke bawah untuk membantu kelahiran bahu. Janagn pernah melakukan
dororngan pada fundus! Pemberian dorongan pada fundus naninya akan dapat
mempengaruhi bahu lebih jauh dan menyebabkan rupture uteri
·
Jika bayi tetap tidak lahir :
-
Dengan menggunakan sarung tangan
DTT/ steril, msukkan satu tanga ke dalam vagina
-
Berikan tekanan pada bahu anterior
ke arah sternum bayi untuk mengurangi
diameter bahu
·
Kemudian jika bahu masih tetap
tidak lahir
-
Masukkan satu tangan ke dalam
vagina
-
Pegang tulang lengan atas yang
berada-pada posisi posterior, lengan fleksi dibagian siku, tempatkan lengan
melintang di dada. Cara ini akan memberikan ruang untuk bahu anterior bergerak
di bawah simpisis pubis
-
Mematahkan clavikula bayi hanya dilakukan jika semua pilihan telah
gagal
13. Isi
partograf, kartu ibu, dan catatan kemajuan persalinan dengan lengkap dan
menyeluruh. Jika ibu dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas kirimkan satu copy
partograf ibu dan dokumen lain bersama ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar