Selasa, 08 April 2014

STANDAR 18 : PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PARTUS MACET



STANDAR 18 : PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PARTUS MACET
TUJUAN
Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan darurat pada partus lama/ macet
PERNYATAAN STANDAR
Bidan mengenali secara tepat dan dini tanda dan gejala partus macet. Bidan akan mengambil tindakan yang tepat, memulai perawatan, merujuk ibu dan / melaksanakan penanganan kegawatdaruratan yang tepat.
HASIL
·         Mengenali secara dini gejala dan tanda partus lama serta tindakan yang tepat
·         Penggunaan partograf secara tepat dan seksama untuk semua ibu dalam proses persalinan
·         Penurunan kematian/ kesakitan ibu/ bayi akibat partus lama
·         Ibu mendapat perawatan kegawatdaruratan obstetric yang cepat dan tepat
PRASYARAT
1.      Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
2.      Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk :
2.1  menggunakan partograf dan catatan persalinan
2.2  melakukan periksa dalam secara baik
2.3  mengenali hal-hal yang menyebabkan partus lama/ macet
2.4  mengidentifikasi presentasi abnormal ( selain vertex/ presentasi belakanag kepala ) kehamilan
2.5  penatalaksanaan penting yang tepat untuk partus lama dan macet
3.      tesedianya alat untuk pertolongan persalinan DTT termasuk beberapa pasang sarung tangan dan kateter steril/ DTT
4.      tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih yang mengalir, sabun dan handuk bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih ( satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian ), pembalut wanita, dan tempat plasenta. Bidan menggunakan sarung tangan.
5.      Tersedianya partograf dan Kartu Ibu, buku KIA. Partograf digunakan dengan tepat untuk setiap ibu dalam proses persalinan, semua perawatan dan pengamatan dicatat tepat waktu. Tindakan tepat diambil sesuai dengan temuan yang dicatat pada parograf
PROSES
Bidan harus :
1.      Memantau dan mencatat secara berkala keadaan ibu dan janin, his dan kemajuan persalinan pada partograf dan catatan persalinan. Lengkapi semua komponen pada partograf dengan cermat pada saat pengamatan dilakukan
2.      Jika terdapat penyimpangan dlam kemajuan persalinan ( misalnya garis waspada pada partograf tercapai, his terlalu kuat/cepat/ lemah sekali, nadi melemah dan epat, atau DJJ menjadi cepat/ tidak teratur/ lambat ), maka lakukan palpasi uterus dengan teliti untuk mendeteksi gejala-gejala dan tanda lingkaran retraksi patologis/ lingkaran Bandl
3.      Jaga ibu agar mendapat hidrasi yang baik salaam proses persalinan, anjurkan ibu agar sering minum
4.      Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan, dan merubah posisi selama proses persalinan dan kelahiran. Jangan biarkan ibu berbaring terlentang selama proses persalinan dan kelahiran
5.      Mintalah ibu sering buang air kecil selama proses persalinan ( sedikitnya setiap 2 jam ). Kandung kemih yang penuh akan memperlambat penurunan bayi dan membuat ibu tidak nyaman. Pakailah kateter hanya bil aibu tidak bisa kencing sendiri dan kandung kemih dapat dipalpasi. Hanya gunakan kateter dari karet. ( hati-hati bila memasang kateter, sebab uretra mudah terluka pada partus lama/ macet )
6.      Amati tanda-tanda partus macet dan lama dengan melakukan palpasi abdomen, menilai penurunan janin, dan periksa dalam, menilai penyusupan janin, dan pembukaan serviks paling sedikit setiap 4 jam selama fase laten dan aktif persalinan. Catat semua temuan pada partograf. Lihat standar 9 untuk melihat semua pengamatan yang diperlukan untuk partograf
7.      Selalu amati tanda-tanda gawat ibu atau gawat janin, rujuk dengan cepat dan tepat jika hal ini terjadi
8.      Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien ( kuku harus dipotong pendek dan bersih ). Gunakan sarung tangan DTT/ steril untuk semua periksa dalam. Selalu menggunakan teknik aseptic pada saat melakukan periksa dalam
Periksa dengan teliti vagina dan kondisinya ( jika vagina panas/ gejala infeksi dan kering/ gejala ketuban minimal, maka menunjukkan ibu dalam keadaan bahaya ). Periksa juga letak janin, pembukaan seviks serta apakah serviks tipis, tegang, atau mengalami edema. Coba untuk menentukan posisi dan derajat penurunan kepala. Jika ada kelainan atau bila garis waspada pada partograf dilewati persiapkan rujukan yang tepat.
·         Rujuk dengan tepat untuk fase laten persalinan yang memanjang ( 0-4 cm ) : berlangsung lebih dari 8 jam
·         Rujuk dengan tepat untuk fase aktif yang memanjang, kurang adri 1cm/jam dan garis waspada pada partograf telah dilewati
·         Rujuk dengan tepat untuk kala II persalinan yang memanjang :
-          2 jam meneran untuk primipara
-          1 jam meneran untuk multipara
9.      Jika ada tanda dan gejala persalinan macet, gawat janin, atau tanda bahaya pada ibu, maka ibu dibaringkan ke sis ikiri dan berikancairan IV RL. Rujuk ke rumah sakit. Damping ibu untuk menjaga agar keadaan ibu tetap baik. Jelaskan kepada ibu, suami/ keluarganya apa yang terjadi dan mengapa ibu perlu dibawa ke rumah sakit
10.  Jika dicurigai adanya rupture uteri ( his tiba-tiba berhenti atau syok berat ), maka rujuk segera. Berikan antibiotika dan cairan IV (RL),  iasanya diberikan ampisilin1 gr IM, diikuti pemberian 500mg setiap 6 jam secara IM, lalu 500mg per oral setiap 6 jam setelah bayi lahir
11.  Bila kondisi ibu/ bayi buruk, dan pembukaan serviks sudah lengkap, maka bantu kelahiran bayi dengan ekstraksi vacuum ( lihat standar 19 )
12.  Bila keterlambatan terjadi sesudah kepal lahir ( distosia bayi ) :
·         Lakukan episiotomy
·         Dengan ibu dalam posisi berbaring terlentang, minta ibu melipat kedua paha, dan menekuk lutut kea rah dada sedekat mungkin. ( minta dua orang untuk membantu, mungkin suami atau anggota keluarga lainnya, untuk menekan lutu ibu dengan mantap kearah dada. Maneuver Mc Robert )
·         Gunakan sarung tangan DTT/ steril
Lakukan tarikan curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan. Hindarkan tarikan berlebihan pada kepal akarena mungkin akan melukai bayi
Pada saat melakukan tarikan pada kepala, minta seseorang untuk melakukan tekanan suprapubis ke bawah untuk membantu kelahiran bahu. Janagn pernah melakukan dororngan pada fundus! Pemberian dorongan pada fundus naninya akan dapat mempengaruhi bahu lebih jauh dan menyebabkan rupture uteri
·         Jika bayi tetap tidak lahir :
-          Dengan menggunakan sarung tangan DTT/ steril, msukkan satu tanga ke dalam vagina
-          Berikan tekanan pada bahu anterior ke  arah sternum bayi untuk mengurangi diameter bahu
·         Kemudian jika bahu masih tetap tidak lahir
-          Masukkan satu tangan ke dalam vagina
-          Pegang tulang lengan atas yang berada-pada posisi posterior, lengan fleksi dibagian siku, tempatkan lengan melintang di dada. Cara ini akan memberikan ruang untuk bahu anterior bergerak di bawah simpisis pubis
-          Mematahkan clavikula  bayi hanya dilakukan jika semua pilihan telah gagal
13.  Isi partograf, kartu ibu, dan catatan kemajuan persalinan dengan lengkap dan menyeluruh. Jika ibu dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas kirimkan satu copy partograf ibu dan dokumen lain bersama ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar