STANDAR
22 : PENANGANAN PERDARAHAN POSTPARTUM SEKUNDER
TUJUAN
Mengenali
gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum sekunder serta melakukan
penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu
PERNYATAAN
STANDAR
Bidan
mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan postpartum
sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, dan
atau merujuknya
HASIL
·
Kematian dan kesakitan ibu akibat
perdarahan postpartum sekunder menurun
·
Ibu yang mempunyai risiko mengalami
perdarahan postpartum sekunder ditemukan dini dan segera ditangani secara
memadai
PRASYARAT
1.
System yang berjalan dengan baik
agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan terlatih
sampai 6 minggu setelah persalinan, baik di rumah, puskesmas, maupun rumah
sakit
2.
Bidan terlatih dan terampil dalam
memberikan perawatan nifas, termasuk pengenalan dan penanganan bila terjadi
perdarahan postpartum sekunder
3.
Tersedia alat/ peralatan penting
yang diperlukan seperti sabun bersih, air bersih yang mengalir, handuk bersih
untuk mengeringkan tangan, alat suntik steril sekali pakai, set infus steril
dengan jarum berukuran 16 dan 18 G, beberapa pasang sarung tangan DTT/ steril
4.
Obat-obatan penting tersedia :
oksitoika ( oksitosin, metergine ), cairan IV RL dan antibiotika. Tempat penyimpanan
yang memadai untuk obat-obatan tersedia
5.
Adanya pencatatan pelayanan nifas/
kartu ibu
6.
System rujukan efektif, termasuk
bank darah yang berfungsi dengan baik untuk ibu dengan perdarahan postpartum
sekunder
PROSES
Bidan
harus ;
1.
Periksa gejala dan tanda perdarahan
postpartum sekunder. Perdarahan dari vagina atau lochia berlebihan pada 24 jam –
42 hari sesudah persalinan dianggap sebagai perdarahan postpartum sekunder dan
memerlukan pemeriksaan dan pengobatan segera
2.
Pantau dengan hati-hati ibu yang
berisiko mengalami perdarahan postpartum sekunder paling sedikit selama 10 hari
pertama terhadap tanda-tanda awalnya. Ibu yang berisiko adalah ibu yang
mengalami :
-
Kelahiran plasenta dan selaput
ketuban tidak lengkap
-
Persalinan lama
-
Infeksi uterus
-
Persalinan dengan komplikasi atau
dengan menggunakan alat
-
Terbukanya luka setelah bedah sesar
-
Terbukanya luka setelah episiotomy
3.
Jika mungkin, mulai berikan RL IV
menggunakan jarum berlubang besar ( 16 atau 18 G )
4.
Berikan obat-obatan oksitosika :
oksitosin 10 IU dalam 500cc RL. Oksitosin 10 IU IM atau Metergin 0,2 mg IM (
jangan berikan metergin jika ibu memiliki tekanan darah yang tinggi )
5.
Berikan antibiotika ampisilin 1 gr
IV,, rujuk segera ke rumah sakit atau puskesmas yang memadai
6.
Bila kondisi ibu memburuk, atau ibu
mengalami tanda atau gejala syok, pasang IV untuk menggantikan cairan yang
hilang dan segera rujuk. ( cairan IV dengan tetesan cepat supaya nadi bertambah
kuat, lalu tetsan dipelankan dan dipertahankan terus sampai ibu tiba di rumah
sakit )
7.
Jelaskan dengan hati-hati kepada
ibu, suami, dan keluarganya tentang apa yang terjadi
8.
Rujuk ibu bersama bayinya ( jika
mungkin ) dan anggota keluarganya yang dapat menjadi donor darah jika
diperlukan ke rumah sakit
9.
Observasi dan catat tanda-tanda
vital secara teratur, catat dengan teliti riwayat perdarahan : kapan mulainya
dan berapa banyak darah yang sudah keluar ( HAL INI AKAN MENOLONG DALAM
MENDIAGNOSIS SECARA TEPAT DAN MEMUTUSKAN TINDAKAN YANG TEPAT)
10. Berikan
suplemen zat besi dan asam folat selama 90 hari kepada yang mengalami
perdarahan postpartum sekunder ini
11. Buat
catatan yang akurat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar