STANDAR
17 : PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA EKLAMSIA
TUJUAN
Mengenali
secara dini tanda-tanda dan gejala-gejala preeklamsia berat dan memberikan
perawatan yang tepat dan memadai. Mengambil tindakan yang tepat dan segera
dalam penenganan kegawtdaruratan bila eklamsia terjadi
PERNYATAAN
STANDAR
Bidan
mengenali secara tepat dan dini tanda dan gejala preeklamsia ringan,
preeklamsia berat, dan eklamsia. Bidan akan mengambil tindakan yang tepat,
memulai perawatan, merujuk ibu dan / melaksanakan penanganan kegawatdaruratan
yang tepat
HASIL
·
Penurunan kejadian eklamsia
·
Ibu hamil yang mengalami
preeklamsia berat dan eklamsia mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat
·
Ibu dengan tanda-tanda preeklamsia
ringan akan mendapatkan perawatan yan tepat waktu dan memadai serta pemantauan
·
Penurunan kesakitan dan kematian
akibat eklamsia
PRASYARAT
1.
Kebijakan protokol nasional/
setempat yang mendukung bidan memberikan pengobatan awal untuk penatalaksanaan
kegawtdaruratan preeklamsia berat dan eklamsia
2.
Bidan melakukan perawatan antenatal
rutin kepada ibu hamil termasuk pemantauan rutin tekanan darah
3.
Bidan secara rutin memantau ibu
dalam proses persalinan dan selama periode postpartum terhadap tanda dan gejala
preeklamsia termasuk pengukuran tekanan darah
4.
Bidan terlatih dan terampil untuk :
4.1 mengenal
tanda dan gejala preeklamsia ringan, peeklamsia berat, dan eklamsia
4.2 mendeteksi
dan memberikan pertolongan pertama pada preeklamsia ringan, preeklamsia berat,
dan eklamsia
5.
tersedia perlengkapan penting untuk
memantau tekanan darah dan memberikan cairan IV ( termasuk thermometer air
raksa, stetoskop, set infus dengan jarum berukuran 16 dan 18 , RL atau NaCli
0,9%, alat suntik sekali pakai. Jika mungkin peralatan untuk memantau protein
dalam urine
6.
terseida obat antihipertensi yang
dibutuhkan untuk kegawatdaruratan misalnya Magnesium Sulfat, kalsium glukonas
7.
adanya sarana pencatatan : KMS Ibu Hamil,
buku KIA, dan partograf
PROSES
Bidan
harus :
1.
selalu waspada terhadap gejala dan
tanda preeklamsia ringan ( tekanan darah dengan tekanan diastolic 90-110 mmHg
dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam ). Pantau tekanan darah ibu hamil pada setiap
pemeriksaan antenatal, selama proses persalinan, dan masa nifas. Pantau tekanan
darah, urine ( untuk mengetaui proteinuria ), ibu hamil dan kondisi janin
setiap minggu
2.
selalu waspada terhadap tanda dan
gejala preeklamsia berat ( tekanan diastolic >110mmHg) yaitu : protein dalam
air seni, nyeri kepala hebat, gangguan penglihtan, mengantuk, tidak enak, nyeri
epigastrik
3.
catat tekanan darah ibu, segera
periksa adanya gejala dan tanda preeklamsia berat atau eklamsia. Gejala dan
tanda preeklamsia berta yaitu peningkatan tekanan darah tiba-tiba, tekanan
darah yang sangat tinggi, protein dalam air seni, penurunan jumlah air seni
dengan warna yang menjadi gelap, edema berat atau edema mendadak pada wajah
atau panggul belakang) memerlukan penanganan yang cepat karena kemungkinan
terjadi eklamsia. Kecepatan bertindak sangat penting
4.
penanaganan preekalamsia berat dan
eklamsia sama :
4.1
cari pertolongan segera untuk
mengatur rujukan gau ke rumah sakit. Jelaskan dengan tenang dan secepatnya
kepada ibu, suami dan keluarga tentang apa yang terjadi
4.2
baringkan ibu pada posisi miring
kekiri, berikan oksigen ( 4-6 L/menit ) jika ada
4.3
berikan IV RL 500cc dengn jarum
berlubang besar ( 16 dan 18 G )
4.4
jika tersedia berikan MgSO4 40% IM
10 gr ( 5g IM pada seiap bokong ) sebelum merujuk.
·
Ulangi MgSO4 40% IM, 5gr setiap 4
jam, bergantian di tiap bokong
·
MgSO4 untuk pemberian IM bisa
dikombinasi dengan 1cc lidokain 2%
·
Jika mungkin, mulai berikn dosis
awal larutan MgSO4 20%, 4gr IV 20 menit sebelum pemberian MgSO4 IM
5.
Jika terjadi kejang, baringkan ibu
pada posisi miring ke kiri, di bagian tempat tidur atau lantai yang aman, mencegah
ibu terjatuh, tapi jangan mengikat ibu. Jika ada kesempatan, letakkan benda
yang dibungkus dengan kain lembut diantara gigi ibu. Janagan memaksakan membuka
mulut ibu ketika kejang terjadi. Setelah kejang berlalu, hisap lendir pada
mulut dan tenggorokan ibu bila perlu
6.
Pantau dengan cermat tanda dan
gejala keracunan MgSO4 sebagai berikut :
·
Frekunesi pernafasan < 16 kali /
menit
·
Pengeluaran urine < 30 cc/ jam
selama 4 jam terakhir
Jangan berikan
MgSO4 selanjutnya jika ditemukan tanda-tanda dan gejala keracunan tersebut di
atas
7.
Jika terjadi henti napas ( apnue )setelah
pemberian MgSO4, berikan kalsium glukonas 1 gr ( 10 cc dalam larutan 10% ) IV
perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi. Lakukan ventilasi ibu dengan
menggunakan ambu bag dan masker
8.
Bila ibu mengalami koma, pastikan
posisi ibu dibaringkan miring ke kiri, dengan kepala sedikit ditengadahkan agar
jalan nafas tetap terbuka
9.
Catat semua obat yang diberikan,
keadaan ibu termasuk tekanan darahnya setiap 15 menit
10. Bawa
ibu segera ke rumah sakit setelah serangan kejang berhenti. Damping ibu dalam
perjalanan dan berikan obat-obatan lagi jika perlu. ( jika terjadi kejang lagi,
berikan 2 gr MgSO4 IV secara perlahan dlama 5 menit, tetap perhatikan jik ada
tanda-tadna keracunan MgSO4 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar