Selasa, 08 April 2014

STANDAR 17 : PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA EKLAMSIA



STANDAR 17 : PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA EKLAMSIA
TUJUAN
Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala-gejala preeklamsia berat dan memberikan perawatan yang tepat dan memadai. Mengambil tindakan yang tepat dan segera dalam penenganan kegawtdaruratan bila eklamsia terjadi
PERNYATAAN STANDAR
Bidan mengenali secara tepat dan dini tanda dan gejala preeklamsia ringan, preeklamsia berat, dan eklamsia. Bidan akan mengambil tindakan yang tepat, memulai perawatan, merujuk ibu dan / melaksanakan penanganan kegawatdaruratan yang tepat
HASIL
·         Penurunan kejadian eklamsia
·         Ibu hamil yang mengalami preeklamsia berat dan eklamsia mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat
·         Ibu dengan tanda-tanda preeklamsia ringan akan mendapatkan perawatan yan tepat waktu dan memadai serta pemantauan
·         Penurunan kesakitan dan kematian akibat eklamsia
PRASYARAT
1.      Kebijakan protokol nasional/ setempat yang mendukung bidan memberikan pengobatan awal untuk penatalaksanaan kegawtdaruratan preeklamsia berat dan eklamsia
2.      Bidan melakukan perawatan antenatal rutin kepada ibu hamil termasuk pemantauan rutin tekanan darah
3.      Bidan secara rutin memantau ibu dalam proses persalinan dan selama periode postpartum terhadap tanda dan gejala preeklamsia termasuk pengukuran tekanan darah
4.      Bidan terlatih dan terampil untuk :
4.1  mengenal tanda dan gejala preeklamsia ringan, peeklamsia berat, dan eklamsia
4.2  mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada preeklamsia ringan, preeklamsia berat, dan eklamsia
5.      tersedia perlengkapan penting untuk memantau tekanan darah dan memberikan cairan IV ( termasuk thermometer air raksa, stetoskop, set infus dengan jarum berukuran 16 dan 18 , RL atau NaCli 0,9%, alat suntik sekali pakai. Jika mungkin peralatan untuk memantau protein dalam urine
6.      terseida obat antihipertensi yang dibutuhkan untuk kegawatdaruratan misalnya Magnesium Sulfat, kalsium glukonas
7.      adanya sarana pencatatan : KMS Ibu Hamil, buku KIA, dan partograf
PROSES
Bidan harus :
1.      selalu waspada terhadap gejala dan tanda preeklamsia ringan ( tekanan darah dengan tekanan diastolic 90-110 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam ). Pantau tekanan darah ibu hamil pada setiap pemeriksaan antenatal, selama proses persalinan, dan masa nifas. Pantau tekanan darah, urine ( untuk mengetaui proteinuria ), ibu hamil dan kondisi janin setiap minggu
2.      selalu waspada terhadap tanda dan gejala preeklamsia berat ( tekanan diastolic >110mmHg) yaitu : protein dalam air seni, nyeri kepala hebat, gangguan penglihtan, mengantuk, tidak enak, nyeri epigastrik
3.      catat tekanan darah ibu, segera periksa adanya gejala dan tanda preeklamsia berat atau eklamsia. Gejala dan tanda preeklamsia berta yaitu peningkatan tekanan darah tiba-tiba, tekanan darah yang sangat tinggi, protein dalam air seni, penurunan jumlah air seni dengan warna yang menjadi gelap, edema berat atau edema mendadak pada wajah atau panggul belakang) memerlukan penanganan yang cepat karena kemungkinan terjadi eklamsia. Kecepatan bertindak sangat penting
4.      penanaganan preekalamsia berat dan eklamsia sama :
4.1   cari pertolongan segera untuk mengatur rujukan gau ke rumah sakit. Jelaskan dengan tenang dan secepatnya kepada ibu, suami dan keluarga tentang apa yang terjadi
4.2   baringkan ibu pada posisi miring kekiri, berikan oksigen ( 4-6 L/menit ) jika ada
4.3   berikan IV RL 500cc dengn jarum berlubang besar ( 16 dan 18 G )
4.4   jika tersedia berikan MgSO4 40% IM 10 gr ( 5g IM pada seiap bokong ) sebelum merujuk.
·         Ulangi MgSO4 40% IM, 5gr setiap 4 jam, bergantian di tiap bokong
·         MgSO4 untuk pemberian IM bisa dikombinasi dengan 1cc lidokain 2%
·         Jika mungkin, mulai berikn dosis awal larutan MgSO4 20%, 4gr IV 20 menit sebelum pemberian MgSO4 IM
5.      Jika terjadi kejang, baringkan ibu pada posisi miring ke kiri, di bagian tempat tidur atau lantai yang aman, mencegah ibu terjatuh, tapi jangan mengikat ibu. Jika ada kesempatan, letakkan benda yang dibungkus dengan kain lembut diantara gigi ibu. Janagan memaksakan membuka mulut ibu ketika kejang terjadi. Setelah kejang berlalu, hisap lendir pada mulut dan tenggorokan ibu bila perlu
6.      Pantau dengan cermat tanda dan gejala keracunan MgSO4 sebagai berikut :
·         Frekunesi pernafasan < 16 kali / menit
·         Pengeluaran urine < 30 cc/ jam selama 4 jam terakhir
Jangan berikan MgSO4 selanjutnya jika ditemukan tanda-tanda dan gejala keracunan tersebut di atas
7.      Jika terjadi henti napas ( apnue )setelah pemberian MgSO4, berikan kalsium glukonas 1 gr ( 10 cc dalam larutan 10% ) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi. Lakukan ventilasi ibu dengan menggunakan ambu bag dan masker
8.      Bila ibu mengalami koma, pastikan posisi ibu dibaringkan miring ke kiri, dengan kepala sedikit ditengadahkan agar jalan nafas tetap terbuka
9.      Catat semua obat yang diberikan, keadaan ibu termasuk tekanan darahnya setiap 15 menit
10.  Bawa ibu segera ke rumah sakit setelah serangan kejang berhenti. Damping ibu dalam perjalanan dan berikan obat-obatan lagi jika perlu. ( jika terjadi kejang lagi, berikan 2 gr MgSO4 IV secara perlahan dlama 5 menit, tetap perhatikan jik ada tanda-tadna keracunan MgSO4 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar