Selasa, 08 April 2014

STANDAR 19 : PERSALINAN DENGAN MENGGUNAKAN VAKUM EKSTRAKTOR



STANDAR 19 : PERSALINAN DENGAN MENGGUNAKAN VAKUM EKSTRAKTOR
TUJUAN
Untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vakum ekstraktor
PERNYATAAN STANDAR
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memasikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya
HASIL
·         Penurunan angka kesakitan/ kematian ibu/ bayi akibat persalinan lama. Ibu mendapatkan penanganan darurar obstetric yang tepat dan cepat
·         Ekstraksi vakum dapat dilakukan dengan aman
PRASYARAT
1.      Kebijakan yang ditentukan untuk indikasi penggunaan vakum ekstraktor oleh bidan
2.      Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
3.      Bidan terlatih dan terampil dalam pertolongan persalinan dengan menggunakan ekstraksi vakum
4.      Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan DTT termasuk beberapa sarung tanga DTT/ steril
5.      Tersedianya alat/ perlengkapan yang diperlukan, seperti sabun, air bersih, dan handuk bersih
6.      Vakum ekstraktor dalam keadaan bersih dan berfungsi dengan baik, mangkuk dan tabung yang akan masuk ke dalam vagina harus steril
7.      Peralatan resusitasi bayi baru lahir harus tersedia dan dalam keadaan baik ( lihat standar 24 )
8.      Adanya sarana pencatatan, yaitu partograf dan catatan persalinan/ kartu ibu
9.      Ibu, suami dan keularga diberi tahu tindakan yang akan dilakukan ( informed consent atau persettujuan tindakan medic )
PROSES
Semua pelaksana pelayanan terampil dalam melakukan prosedur ini.
Bidan harus :
1.      Pastikan bahwa ekstraksi vakum memang diperlukan, sesuai dengan protokol yang ditentukan ( perlu ada indikasi yang jelas untuk pemakaian vakum ekstrakor. Penelitian menunjukkan bahwa risiko ekstaksi vakum lebih kesil daripada penggunaan forsep bila tepat penggunaannya
Operator harus terampil, kompeten, dan terlaih dalam prosedur ini :
1.      Siapkan semua peralatan dan hubungkan satu dengan yang lain. Pastikan bahwa tabung vakum terhubung dengan baik dan katup pengaman berfungsi dengan baik. ( sebaiknya mangkok penyedot diletakkan di tangan operator dan mulai menghisap )
2.      Cuci tanagn dengan sabun, air bersih dan keringkan dengan handuk bersih, gunakan sarung tanagn steril/ DTT
3.      Mintalah ibu untuk b.a.k jika kandung kemihnya penuh. Jika tidak bisa lakukan kateterisasi dengn teknik aseptic. ( harus sangat hai-hati memasang kateter karena uretra biasanya mudah terluka pada partus lama/ macet )
4.      Baringkan ibu pada posisi litotomi ( jika di rumah, baringkan ibu terlentang dengna posisimelintang di tempat tidur, bokong ibu pada tepi tempat tidur dan kaki diletakkan di atas dua bangku penyangga. Tungkai dan lutut dalam posisi fleksi penuh ). Bersihkan daerah genital dengan air matang
5.      Dengan teknik aseptic, lakukan periksa dalam dengan hati-hati untuk mengukur pembukaan serviks dan menilai apakah ketuban sudah pecah. Ketuban harus dipecahkan bila belum pecah, sebelum mangkok penghisap dipasang. Pastikan bahwa serviks sudah membuka penuh dan bahwa bayi tidak lebih dari 2/5 di atas simpisis pubis
6.      Pilih mangkok penyedot paling besar yang sesuai dengan ukuran. Tempatkan mangkok di atas kepala bayi dengan hati-hati. Pastikan bahwa mangkok tidak di atas sutura atau fontanel
7.      Periksa pemasangan mangkok penyedot untuk memastikan bahwa tisak ada bagian serviks atau dinding vagina yan terjepit diantara mangkok dan kepala bayi
8.      Mulailah menghisap, sesuai dengan petunjuk penggunaan alat. Caranya bisa berbeda-beda tergantung jenis vakum ekstraktor ( pnghisap tangan listrik, mangkok logam/ plastic ). Naikkan tekanan dengn perlahan, lalu pastikan mangkok sduah mantap di kepala bayi sebelum mulai menarik. ( hal ini dilakukan dengan menaikkan tekanan sekitar 200mmHg dan kemudian dilakukan sedikit tarikan untuk memastikan bahwa keadaan hampa tercipta )
9.      Periksa kembali apakah dinding vagina dan serviks bebas dari mangkok penghisap
10.  Pada his berikut, naikkan hisapan lebih lanjut ( sesuai dengan instruksi pabrik pembuat alat ). Jangan pernah melebihi tekanan 600mmHg
11.  Lakukan penarikan pelan tapi mantap. Jaga tarikan pada sudut 90’dari mangkok penghisap. ( jika tarikan bukan pada arah yang benar, maka mangkok dapat bergeser dan mengakibatkan hilangnya kehampaan )
12.  Bila pada dua kali tarikan mangkok lepas atau bayi belum lahir setelah 30 menit atau 3 kali tarikan tidak terjadi penurunan kepala, segera rujuk
13.  Mintalah ibu meneran jik ada his,seperti pada persalinan normal. ( jaga pegangaan tangkai penarik tetap lurus, pertahankan tarikan )
14.  Periksa DJJ diantara kontraksi
15.  Bila his berhenti, bidan harus menghentikan tarikan ( beberapa pabrik pembuuatnya menganjurkan agar menurunkan tekanan pelan-pelan sampai 200mmHg diantara 2 his, ikuti petunjuk tersebut ). Tunggu sampai ada his lagi dan lakukan lagi penarikan dengan cara seperti di atas
16.  Jelaskan dengan hati—hati dan ramah kepada ibu apa yang dilakukan, usahakan agar ia tenang dan bernafas dengan normal, dan membantu dengan meneran bila ada his
17.  Bila kepala sudh turun di perineum ( kepala menonjol di vulva ) ,lakukan tarikan kea rah horizontal lalu ke atas ( jaga tarikan pada sudut 90’ dari mangkok penghisap )
18.  Lakukan episiotomy bila dasar panggul sudah sanagt teregang. Jika perlu, episiotomy hanay dialkuakn bial kepala sudah meregangkan perineum
19.  Bila kepala sudah lahir, pelan-pelan turunkan tekanan vakum ekstraktor, lalu lanjutkan dengan pertolongan persalinan seperti biasa
20.  Segera setelah bayi lahir, lakukan perawatan segera bayi baru lahir, mulai resusitasi bayi jika diperlukan ( standar 13 dan 24 )
21.  Setelah bayi lahir dan plasenta dilahirkan dengan penatalaksanaan aktif kala III, periksa dengan teliti dinding vagina terhadap robekan/ perlukaan, gunakan cahaya lampu yang terang
22.  Jika perlu, jahit robekan dengan menggunakan peralaatn dan sarung tanagn steril/ DTT. ( Robekan kecil/ laserasi tak perlu diajhit kecuali menimbulkan perdarahan )
23.  Periksa bayi dengan teliti terhadap luka/ trauma akibat mangkok penghisap. Jelaskan pada ibu dan suami/ keluarganya bahwa pembengkakan pada kepala bayi yang ditimbulkan oleh mangkok adalah normal dan akan menghilang dalam 12- 24 jam
24.  Perhatikan apakah ibu dapat b.a.k dengan normal sesudah melahirkan dan apakah tidk ada kerusakan pada uretra/ leher kandung kemih
25.  Jika terjadi etensi urine atau ada tanda dan gejala terjadinya fistula, maka pasang kateter karet dan segera rujuk ibu ke rumah sakit
26.  Amati kemungkinan terjadinya hematoma sesudah persalinan
27.  Buat pencatatan yan gseksama dan lengkap apda parograf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar