Jumat, 04 April 2014

STANDAR 9 : ASUHAN PERSALINAN KALA SATU



STANDAR 9 : ASUHAN PERSALINAN KALA SATU
TUJUAN
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman utnuk ibu dan bayi
PERNYATAAN STANDAR
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikankkebutuhan ibu, selama proses persalinan berlangsung. Bidan juga melakukan pertolongan proses persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibuserta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu, ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran
HASIL
·         Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu, bila diperlukan
·         Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
·         Berkurangnya kemtian/ kesakitan ibu/ bayi akibat partus lama
PRASYARAT
1.      Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran
2.      Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai  mulas/ ketuban sudah pecah
3.      Bidan telah terlatih dan terampil untuk :
3.1  memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
3.2  penggunaan partograf dan pembacaannya
4.      adanya alat untuk pertolongan persalinan termsuk beberapa sarung tangan DTT/Steril
5.      adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih ( satu untuk mengeringkan bayi, yang lain dipakai untuk kemudian ), pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih.
6.      Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan
7.      Menggunakan KMS/buku KIA, partograf, dan Kartu Ibu
8.      System rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetric yang efektif
PROSES
Bidan harus :
1.      Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran
2.      Segera mendatangi ibu ketika diberitahu persalinan sudah mulai/ ketuban sudah pecah
3.      Cuci tangan dengan sabun da air bersihh yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. ( kuku harus dipotong pendek dan bersih ). Gunakan sarung tangan bersih kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah stsu csirsn tubuh. Gunakan sarung tangan DTT/ steril untuk semua pemeriksaan vagina
4.      Menanyakan riwayat kehamilan ibu secara lengkap
5.      Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap ( dengan memberikan perhatian terhadap tekanan darah, DJJ, frekuensi dan lama kontraksi dan apakah ketuban pecah )
6.      Lakukan pemeriksaan dalam secara aseptic dan sesuai dengan kebutuhan ( jika HIS teratur dan tidak ada hal yang mengkhawatirkan atau HIS lemah tapi tanda-tanda vital ibu/ janin normal, maka tidak perlu segera dilakukan pemeriksan dalam )
7.      Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam dan harus selalu secara aseptic
8.      Janagn melakukan periksa dalam jika ada perdarahan dari vagina yang lebih banyak dari jumlah normal bercak darah/ show yang ada pada persalinan. Perdarahan dalam proses persalinan mungkin disebabkan komplikasi seperti plasenta previa, segera rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
9.      Catat semua temuan dan pemeriksaan dengan tepat dan seksama padakartu ibu dan partograf pada saat asuhan diberikan. Jika ditemukan komplikasi atau masalah, segera berikan perawatan yang memadai dan rujuk ke puskesmas/ rumah sakit yang tepat
10.  Catat semua temuan dan pemeriksaan pada fase laten persalinan pada kartu ibu dan catatan kemajuan persalinan. Ibu harus dievaluasi sedikitnya setiap 4 jam, lebih sering jika diindikasikan. Catatan harus selalu memasukkan DJJ, periksa dalam, pechnya ketuban, perdarahan/ cairan vagina, kontraksi uterus, tanda-tanda vitall ibu ( suhu, nadi, dan tekanan darah ), urine, minuman, obat-obat yang diberikan, dan informasi yang berkaitan lainnya serta semua perawatan yang diberikan. 
11.  Catat semua temuan pada partograf dan kartu ibupada saat ibu sampai dengan fase aktif ( pembukaan 4 cm atau lebih )
12.  Lengakapi partograf dengan seksama untuk semua ibu yang akan bersalin. Partograf adalah alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai kemajuan persalinan. Penggunaan partograf diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis dan deteksi dini komplikasi dalam prose persalinan, seperti misalnya partus lama. Penggunaan partograf secara tepat akan memungkinkan bidan untuk membuat keputusan tentang perawatan ibu pada waktu yang tepat dan memungkinkan rujukan dini jika diperlukan
13.  Memantau dan mencatat DJJ sedikitnya setiap 30 menit selama proses persalinan, jika ada tanda-tanda gawat janin 9 DJJ kurang dari 100 kali/menit atau lebih dari 180 kali /menit, harus dilakukan setiap 15 menit. DJJ harus didengarkan selama dan segera setelah kontraksi uterus. Jika ada tanda-tanda gawat janin bidan harus mempersiapkan rujukan ke fasilitas yang memadai
14.  Melakukan dan mencatat pada partograf hasil periksa dalam setiap 4 jam ( lebih sering jika ada indikasi medis ). Pada setiap periksa dalam, evaluasi, dan catat penyusupan kepala janin dan cairan vagina/ air ketuban.
15.  Catat pada partograf kontraksi uterus setiap 30 menit pada fase aktif. Palpasi jumlah dan lamanya kontraksi selama 10 menit
16.  Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam
17.  Pantau dan catat pada partograf :
·         Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi
·         Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala infeksi
·         Nadi setiap setengah jam
18.  Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam. Catat pada partograf jumlah pengeluaran urine setip kali ibu buang air kecil, dan catat aseton atau protein yang ada dalam urine
19.  Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa, dan memilih posisi yang dirasakan nyaman; kecuali jika belum terjadi penurunan kepalasementara ketuban sudah pecah ( jangan perbolehkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang. Ibu harus selalu berbaring miring, duduk, berdiri atau jongkok. Berbaring terlentang mungkin menyebabkan gawat janin
20.  Selama prose persalinan, anjurkan ibu cukup minum guna menghindari dehidrasi dan gawat janin
21.  Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/ keluarga/ orang terdekat yang mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi ibu untuk mengambil peran aktif dalam memberikan kenyaman dan dukungan kepada ibu selama persalinan
22.  Jelaskan proses persalinan yan sedang terjadi pada ibu, suami dan keluarganya. Beritahu kemajuan persalinan secara berkala
23.  Lakukan pertolongan persalinan yang baersih dan aman

1 komentar: