Kamis, 03 April 2014

STANDAR 5 : PALPASI ABDOMINAL



STANDAR 5 : PALPASI ABDOMINAL
TUJUAN
Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian terbawah janin.
PERNYATAAN STANDAR
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam ronggga panggul, unuk mencari kelainan serta rujukan tepat waktu.
HASIL
·         Perkiraan usia kehamilan lebih baik
·         Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan
·         Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan
·         Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan
PRASYARAT
1.      Bidan telah dididik tentang prosedur palpas abdominal yang benar
2.      Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik
3.      Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat
4.      Menggunakan KMS Ibu Hamil/ buku KIA, Kartu Ibu untuk pencatatan
5.      Adanya system rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan
PROSES
bidan harus :
1.      Melaksanakan palapsi abdominal pada setiap kunjungan antenatal
2.      Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi : apa yang dirasakannya, apakah janinnya bergerak, kapan haid terakhir, atau kapan pertama kali merasakan pergerakan janin
3.      Sebelum palpasi abdominal, mintalah ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya
4.      Baringkan ibu hamil dengan telentang dengn bagian atas tubuhnya disangga bantal. Jangan membaringkan ibu hamil terlentang dengan punggung datar, karena berat uterus dapat menekan pembuluh darah balik ke jantung sehingga akan mengakibatkan pingsan
5.      Periksa abdomen : adakah parut (tanyakan penyebabnya ), tanda-tanda atau kehamilan ganda ( perut terlalu besar, banyak bagian janin yang teraba, teraba lebih dari satu kepala janin ). Catat semua temuan dan rujuk tepat waktu ke rumah sakit jika ditemukan bekas bedah sesar, tanda berlebih/ kurnagnya cairan amnion, kehamilan ganda.
6.      Perkirakan usia kehamilan. Setelah minggu ke-24, cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan meteran kain
7.      Ukur dengan meteran kain dari simpisis pubis ke fundus uteri; catat hasilnya dalam cm. jika hasilnya berbeda dengan perkiraan umur kehamilan ( dalam minggu ), atau tidak sesuai dengan gravidogram berarti terdapat pertumbuhan janin lambat/ tidak ada, ibu perlu drujuk
8.      Lakukan palpasi dengan hati-hati untuk memeriksa letak janin. (Seharusnya memanjang. Jika tidak, dan usia kehamilan 36 minggu atau lebih, rujuk ke rumah sakit )
9.      Dengan menggunakan kedua tangan, lakukan palpasi abdominal untuk menentukan bagian bawah janin. (kepala teraba keras dan lebih besar dibandingkan bokong. Jika kepala berada di fundus uteri, biasanya melenting )
10.  Pada trimester ketiga, jika bagian bawah janin bukan kepala, persalinan harus dilakukan di rumah sakit
11.  Setelh umur kehamilan 37 minggu, terutamam pada kehamialn pertama, periksa apakah terlah terjadi penurunan kepala janin (kepala janin sudah melewati pintu atas panggul atau kepala janin teraba hanya dua jari di atas pintu atas panggul ). Bila kepala tidak masuk ke panggul (CPD/DKP ), persalinan harus di rumah sakit
12.  Periksa letak punggung janin dan dengarkan denyut jantung janin. ( dengarkan selama satu menit penuh, perhatikan kecepatan dan iramanya ). Jika tidak ditemukan DJJ, atau pergerakan janin sangat lemah, rujuk ibu ke rumah sakit
13.  Bicarakan hasil pemeriksaan dengan ibu hamil, suami/ anggota keluarga yang mengantarnya
14.  Catat semua temuan, pelajari dan jika tidak ada kelainan rujuk tepat waktu ke puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar