STANDAR
24 : PENANGANAN ASFIKSIA NEONATORUM
TUJUAN
Mengenal
dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum, mengambil tindakan
yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang
mengalami asfiksia neonatorum
PERNYATAAN
STANDAR
Bidan
mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan
tindakan yang secepatnya, memulai resusitasi bayi baru lahri, mengusahakan
bantuan medis yang diperlukan, merujuk bayi baru lahir dengan tepat, dan
memberikan perawatan lanjutan yang tepat
HASIL
·
Penurunan angka kematian bayi
akibat asfiksia neonatorum. Penurunan kesakitan akibat asfiksia neonatorum
·
Meningkatnya pemanfaatan bidan
PRASYARAT
1.
Bidan sudah dilatih dengan tepat
untuk mendampingi persalinan dan memberikan perawatan bayi baru lahir dengan
segera
2.
Ibu, suami, dan keluarganya mencari
pelayanan kebidanan untuk kelahiran bayi mereka
3.
Bidan terlatih dan terampil untuk :
-
Memulai pernafasan pada bayi baru
lahir
-
Menilai pernafasan yang cukup pada
bayi baru lahri dan mengidenifikasi bayi baru lahir yang memerlukan resusitasi
-
Menggunakan skor APGAR
-
Melakukan resusitasi pada bayi baru
lahir
4.
Tersedia ruang hangat, bersih, dan
bebas asap untuk persalinan
5.
Adanya perlengkapan dan peralatan
untuk perawatan yang bersih dan aman bagi bayi baru lahir, seperti air bersih,
sabun dan handuk bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih ( satu untuk
mengeringkan bayi, yang lain untuk menyelimuti bayi ), sarung tangan bersih dan
DTT, thermometer bersih/ DTT, dan jam
6.
Tersedia alat resusitasi dalam
keadaan baik termasuk ambubag bersih dalam keadaan berfungsi baik, masker DTT (
ukuran 0 dan 1 ), bola karet penghisap atau penghisap DeLee steril/ DTT
7.
Kartu Ibu, kartu bayi dan partograf
8.
System rujukan untuk perawatan
kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif
PROSES
Bidan
harus :
1.
Selalu mencuci tangan dan
menggunakan sarung tanagn bersih// DTT sebelum menangani bayi baru lahir. Ikuti
praktek pencegahan infeksi yang baik pada saat merawat dan melakukan resusitasi
pada bayi baru lahir
2.
Ikuti langkah pada standar 13 untuk
perawatan segera bayi baru lahir
3.
Selalu waspada untuk melakukan
resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi, siapkan semua peralatan
yang diperlukan dalam keadaan bersih, tersedia, dan berfungsi dengan baik
4.
Segera setelah bayi lahir, nilai
keadaan bayi, letakkan di perut ibu dan segera keringkan bayi dengan handuk
bersih dan hangat. Setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya
dengan handuk baru yang bersih dan hangat
5.
Nilai bayi dengan cepat untuk
memastikan bahwa bayi bernafas/ menangis sebelum menit pertaam nilai APGAR,
jika bayi tidak menangis dengan keras, bernafas dengan lemah atau bernafas
dengan cepat dan dangkal, pucat atau biru dan atau lemas
-
Baringkan terlentang dengan benar
pada permukaan yang datar, kepala sedikit ditengdahkan agar jalan nafas
terbuka. Bayi harus tetap diselimuti. Hal ini penting untuk mencegah hipotermi
pada bayi
-
Hisap mulut dan kemudian hidung
bayi dengan lembut dengan bola karet penghisap DTT atau penghisap DeLee DTT/
steril. ( jangan memasukkan alat penghisap terlalu dlam pada kerongkongan bayi.
Penghisapan terlalu dalam akan mengakibatkan bradikardi, denyut jantung tak
teratur atau spasme pada laring/ tenggorokan bayi )
-
Berikan stimulasi taktil dengan
lembut pada bayi ( gosok punggung bayi, atau menepuk dengan lembut atau
menyentil kaki bayi, keduanya aman dan efektif untuk menstimulasi bayi ). Nilai
ulang keadaan bayi. Jika bayi mulai menangis atau bernafas dengan normal, tidak
perlu tindakan lanjutan. Lanjutkan dengan perawatan bagi bayi baru lahir normal,
jika bayi tetap tidak menangis atau tidak bernafas dengan normal ( 40-60 kali /
menit ), teruskan dengan ventilasi
6.
Melakukan ventilasi pada bayi baru
lahir :
-
Letakkan bayi dipermukaan datar,
diselimuti dengan baik
-
Periksa kembali posisi bayi baru
lahir. Kepala harus sedikit ditengadahkan
-
Pilih masker yang ukurannya sesuai
( 0 untuk bayi kecil dan 1 untuk bayi yang lahir cukup bulan ). Gunakan ambubag
dan masker atau sungkup
-
Pasang masker dan periksa
pelekatannya. Pada saat dipasang dimuka bayi, masker harus menutupi dagu,
mulut, dan hidung
-
Lekatkan wajah bayi dan masker
-
Remas kantung ambubag/ atau
bernafaslah kedalam sungkup
-
Periksa pelekatannya dengan cara
ventilasi dua kali dan amati apakah dadanya mengembang. Jika dada bayi
mengembang, mulai ventilasi dengan kecepatan 4 sampai 60 kali / menit
-
Jika dada bayi tidak mengembang :
·
Perbaiki posisi bayi dan
tengadahkan kepala lebih jauh
·
Periksa hidung dan mulut apakah ada
darah, mucus, atau cairan ketuban. Lakukan penghisapan jika perlu
·
Remas kantung ambu lebih keras
untuk meningkatkan tekanan ventilasi
-
Ventilasi bayi selama 1 menit, lalu
hentikan, nilai dengan cepat apakah bayi bernafas spontan ( 30 – 60 kali/ menit
) dan tidak ada pelekukan dada atau dengkuran, tidak diperlukan resusitasi
lebih lanjut. Teruskan dengan langkah awal perawatan bayi abru lahir
-
Jika bayi belum bernafas, atau pernafasannya
lemah, teruskan ventilasi. Bawa bayi ke rumah sakit atau puskesmas, teruskan ventilasi
bayi selama perjalanan
-
Jika bayi mulai menangis, hentikan
ventilasi, amati bayi selama 5 menit. Jika pernafasan sesuai batas normal ( 30 –
60 kali/ menit ), teruskan dengan langkah awal perawatan bayi baru lahir
-
Jika pernafasan bayi kurang dari 30
kali/ menit teruskan ventilasi dan bawa ke tempat rujukan
-
Jika terjadi pelekukan dada yang
sangat dalam, ventilasi dengan oksigen jika mungkin. Segera bawa bayi ke tempat
rujukan, teruskan ventilasi
7.
Lanjutkan ventilasi sampai tiba di
tempat rujukan, atau sampai keadaan bayi membaik atau selama 30 menit (
membaiknya bayi ditandai dengan warna kulit merah muda, menangis, atau bernafas
spontan )
8.
Kompresi dada :
-
Jika memungkinkan, dau tenaga
kesehatan terampil diperlukan untuk melakukan ventilasi dan kompresi dada
-
Kebanyakan bayi akan membaik hanya
dengan ventilasi
-
Jika ada 2 tenaga kesehatan
terampil dan pernafasan bayi lemah atau kurang dari 30 kali/ menit dan detak
jantung kurang dari 60 kali/ menit setelah ventialsi selama 1 menit, tenaga
kesehatan yang kedua mulai melakukan kompresi dada dengan kecepatan 3 kompresi
dada berbanding 1 ventilasi
-
Harus berhati-hati pada saat
melakukan kompresi dada tulang rusuk bayi masih peka dan mudah patah, jantung
dan paru-prunya mudah terluka
-
Lakuakn tekanan pada jantung,
dengan cara meletakkan kedua jari tepat dibawah garis putting bayi, ditengah
dada ). Dengan jari-jari lurus, tekan dada sedalam 1-1,5 cm
9.
Setelah bayi bernafas normal,
periksa suhu. Jika suhu di bawah 36,5 C, atau punggung sangat dingin, lakukan
pengahngatan yang memadai, ikuti standar 13. ( penelitian menunjukkan, bahwa jika
tidak terdapat alat-alat, kontak kulit ibu ke bayi akan sangat membantu
menghanagtkan bayi. Hal ini dilakukan dengan mendekapkan bayi pada ibunya rapat
ke dada, agar kulit ibu bersentuhan dengan kulit bayi, lalu selimuti ibu yang
sedang mendekap bayinya )
10. Perhatikan
warna kulit bayi, pernafasan, dan nadi bayi selama 2 jam. Ukur suhu bayi stiap
jam hingga normal 9 36,5 c-37,5c )
11. Jika
kondisinya memburuk, rujuk ke fasilitas rujukan terdekat, dengan tetap
melakukan penghangatan
12. Pastikan
pemantauan yang sering pada bayi selama 24 jam selanjutnya. Jika tanda-tanda
kesulitan bernafas kemabli terjadi, persiapkan untuk membawa bayi segera ke
rumah sakit yang paling tepat
13. Ajarkan
ibu, suami/ keluarganya tentang bahaya dan tanda-tandanya pada bayi baru lahir.
Anjurkan ibu, suami/ keluarganyaaagar memperhatikan dengan baik-baik. Jika ada
tanda-tanda sakit atau kejang, bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit atau
menghubungi bidan secepatnya
14. Catat
dengan seksama semua perawatan yang diberikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar